Dari skala 0-10, seberapa greget kamu dengan pertanyaan ini? (0 sangat tidak greget, 10 sangat amat greget) :D sila dijawab sendiri .. ๐๐
Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, wajar aja sih kalau ditanya “kok masih single?” saat emang masih single.. haha.. ya iyalah, kalau sudah gak single, ngapain ditanya.. tapi pemikiran sederhana ini membuat saya merenung dan mencoba bertanya pada diri saya sendiri. Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri seperti: “Iya ya.. kenapa saya masih single?, apakah ada yang salah dengan saya?, atau para pria takut mendekati saya? dll. Jujur saja, atas pertanyaan-pertanyaan ini, saya pun belum menemukan jawaban yang saya yakin sepenuhnya benar. Tetapi bertanya pada diri sendiri menolong saya menyadari banyak hal berkaitan dengan diri saya sendiri.
Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, akan menolong kita untuk mengevaluasi diri sendiri, berefleksi, dan perlahan berhenti menyalahkan keadaan atau orang lain di luar diri kita. Bertanya pada diri membuka ruang bagi saya untuk mengoreksi cara pandang dan respons saya terhadap situasi diri sendiri dan bagaimana memandang orang lain. Dengan mengoreksi atau evaluasi diri tersebut, kita akan menemukan bagian-bagian diri yang perlu dibenahi sekaligus belajar untuk mengasihi dan menerima diri saya sendiri. Langkah ini juga menolong saya untuk memikirkan proyek pengembangan diri entah itu skill atau soft skill tertentu yang ingin saya kuasai, atau menambah wawasan dalam satu bidang tertentu yang menjadi minat saya, dan menemukan beragam cara untuk saya dapat menjadi saluran berkat bagi kehidupan orang lain.
Apakah ini membuat segalanya jadi lebih mudah? Tidak juga.. ๐ Tak dapat dipungkiri, masih akan tetap ada waktu di mana rasa sepi menghantui, ada masa mengasihani diri, dan bahkan kadang juga protes sama Tuhan. Tetapi, tentu itu tidak berlarut-larut karena belajar juga memberi ruang bagi diri untuk memeluk rasa yang menghampiri. Di samping itu, belajar juga bahwa sebenarnya hidup itu tidak melulu soal pasangan hidup. Ada banyak aspek lain yang perlu kita pikirkan dan jalani sembari menanti jawaban Tuhan atas doa akan pasangan hidup. Dan kalau kita sebagai anak-anak Tuhan, maka identitas kita itu terletak pada fakta bahwa kita adalah gambar dan rupa Allah, dan kita adalah milik-Nya yang dikasihi-Nya, dengan atau tanpa pasangan. Sebagai anak-Nya, kita juga tidak akan ditinggal sendiri dalam kesendirian kita. Jadi walau tak selalu mudah, mari merangkul anugerah yang Tuhan sudah sediakan dan kita dapat bertumbuh dalam masa-masa single ini.
Tuhan menyertai!
Komentar
Posting Komentar