Langsung ke konten utama

Dari Pertanyaan kepada Pernyataan

DULU... dan belakangan ini masih sempat saya alami.... saya sangat membenci pertanyaan : "kenapa kamu kecil sekali?", sekaligus membenci orang yang menanyakannya..

DULU.. saya juga membenci pertanyaan: "apa tujuan hidupmu?"

apalagi yg satu ini: "mengapa kamu kristen?"

pertanyaan - pertanyaan di atas membuat saya berpikir keras (sampai keras-ukan.. wkwkwk) dan tidak hanya berusaha untuk menemukan jawabannya untuk tahu menjawab pertanyaan orang kepada saya tetapi juga ada motivasi lain dibalik itu..

untuk pertanyaan pertama, saya berusaha menemukan jawabannya supaya saya dapat membuat sakit hati orang yang menanyakannya pada saya seperti sakit hati saya ketika mendapat pertanyaan itu..
 tapi saya belum menemukan jawaban yang pasti dan orang itu tidak menanyakan lagi jadi saya tidak punya kesempatan untuk membalas sakit hati saya

untuk pertanyaan kedua, saya mencari jawabannya agar orang tidak mencela saya bahwa hidup saya tidak ada gunanya, karena persepsi saya tentang tujuan hidup adalah kebermaknaan hidup sehingga jika saya tidak punya tujuan hidup saya, itu berarti hidup saya tidak bermakna juga. Jawabannya saya cari dengan rajin membaca buku dan mendengar orang bercerita tentang tujuan hidupnya tapi bagiku sendiri, tidak ada dari tujuan - tujuan orang lain itu yang dapat ku adopsi. saya tidak memperoleh jawaban yang memuaskan saya hingga akhirnya saya mengerti jawaban untuk pertanyaan nomor tiga

untuk pertanyaan ketiga, saya mencari jawabannya dengan rajin baca alkitab. Awalnya saya membenci pertanyaan ini karena bagi saya, ini pertanyaan tidak penting untuk ditanyakan. Kekristenan atau agama itu urusan pribadi dan suka - suka kita, atau kalau saya berniat menjawabnya, saya akan dengan santai berkata bahwa saya kristen karena saya hidup dalam keluarga Kristen dan sejak kecil aktif di sekolah minggu, saya rajin pelayanan, dsbgnya. Tapi ternyata tidak semudah itu. Namun akhirnya, meskipun motivasi awal saya untuk mencari jawabannya adalah hal yang salah, tetapi saya dapat juga kok jawabannya. Tuhan menerangkan dengan jelas bahwa bukan aku yang memilihNYA tetapi DIAlah yang memilih aku (Yohanes 15:16), jadi saya kristen, bukan karena saya yg memilih tapi semua telah ditentukanNya.. :D

Jawaban pertanyaan ketiga ini memberikan juga jawaban untuk pertanyaan pertama dan kedua.

SAAT saya telah mengerti bahwa saya Kristen itu bukan karena orang tua saya sudah kristen dan itu bukan karena saya yang memilih, saya kemudian punya kerinduan yang besar untuk mengenal DIA yang telah memilih saya itu. saya ingin mengenalNYA dan saya ingin mengerti mengapa DIA memilih saya. Dalam proses mengenalNYA itu, saya berjumpa dengan fakta bahwa DIA melakukannya karena KASIHNYA yang begitu besar akan dunia ini (Yohanes 3:16). Semua DIA lakukan karena kasihNYA, karena AnugerahNYA. saya tidak perlu melakukan apapun untuk mendapatkan anugerah itu tetapi dalam anugerahNYA tersebut, saya pun dituntun untuk mengerti bahwa tujuan hidup saya adalah untuk menyenangkanNYA dan melakukan kehendakNYA. Dalam perjumpaan dengan Sang Pemberi Anugerah tersebut juga, saya kecewa karena tidak menemukan jawaban tentang mengapa saya kecil dan kenyataannya ya memang saya kecil.. tapi Perjumpaan denganNYA, itu mengubahkan respon benci saya menjadi kasih-an pada yg bertanya.. hehe.. (just kidding.. :) ) perjumpaannya mengubah sakit hati saya menjadi sukacita karena di dalam anugerahNYA juga terkandung penerimaan yang luar biasa dariNYA.. DIA bukan Tuhan yang melihat rupa.. :) jadi pemilihanNYA bukan karena memandang rupa tapi karena ANUGERAHNYA semata..

Sekarang, saya tidak lagi membenci pertanyaan - pertanyaan di atas, tidak lagi mencari jawabannya, dan juga tidak membenci orang yang menanyakannya tetapi sebaliknya, ingin juga menanyakan pertanyaan yang serupa kepada anda (terkecuali pertanyaan pertama -- agar anda tidak sakit hati terhadap saya.. haha..).. jawabannya hanya akan ditemukan ketika kita mau datang dan bertanya sendiri padaNYA.. kita akan menerima lebih dari sekedar jawaban ketika kita secara pribadi mau berjumpa denganNYA, bahkan ketika kita membiarkan diri kita dipimpin OlehNYA.. maukah anda menerima KasihNYA? terimalah DIA, akui DIA secara pribadi sebagai Tuhan dan Juruselamat anda, dan bertobatlah (kembali kepadaNYA dan ikut kehendakNYA saja)..

Dan inilah kesaksian itu.. Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita, dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup. Barang siapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu supaya kamu yang percaya kepada Nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal (1 Yoh 5: 11 - 13)..

Soli Deo Gloria.. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kok Masih Single?

Dari skala 0-10, seberapa greget  kamu dengan pertanyaan ini? (0 sangat tidak greget , 10 sangat amat greget ) :D sila dijawab sendiri .. ๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜… Photo by Alex Blฤƒjan on Unsplash Yup, pertanyaan ini merupakan salah satu pertanyaan yang umumnya bikin greget hingga greget bingizt,  dihindari, dan atau dikategorikan sebagai pertanyaan yang sensitif. Sebagian besar orang beranggapan bahwa status dalam berelasi merupakan ranah pribadi bagi mereka, sehingga tampak kurang sopan jika mencoba membahas hal tersebut. Karena itu, menanggapi pertanyaan ini juga muncul beragam respons yang menurut hemat saya, kadang kala bukan untuk menjawab pertanyaannya, tetapi lebih kepada “menghindar” a.k.a ngeles. Namun, tujuannya bisa dipahami juga sih, yaitu supaya tidak dibahas lebih lanjut, dan mungkin ada juga yang ingin memberikan “efek jerah” kepada orang-orang yang menanyakan hal tersebut. Well , apapun motif di balik respons yang diberikan, bukan itu yang ingin saya bahas. saya juga tidak sedang ingin men

Menggandeng Rasa Takut!

Photo by  Thought Catalog  on  Unsplash      Sejak pandemi Covid-19, saat semua orang diwajibkan untuk #dirumahaja (meskipun ada juga yang tidak bisa melakukannya karena situasi dan kondisi hidup yang tidak mudah), saya begitu terkesima menyaksikan banyak sekali teman yang menghasilkan konten kreatif dan menarik di lini massa, baik itu YouTube, Instagram, podcast, dll. Webinar dan pertemuan-pertemuan online juga bak jamur pohon sehabis musim hujan, lumayan banyak bermunculan :D Oh ya, awalnya saya juga berpikir, bagaimana saya bisa contribute something di masa-masa pandemi ini ya.. sebenarnya waktu itu ada beberapa ide yang muncul, tapi karena kuliah masih berjalan dan tugas kuliah lumayan banyak juga, akhirnya niat tinggallah niat :)      Terus, sekarang sedang jeda sebelum masuk semester baru ka.. niatnya gak dilaksanakan? Nah.. itu dia masalahnya.. tapi sekaligus menjadi hal yang ku syukuri. Kok bisa? Ok.. jadi sebagai seorang introvert (tapi gaul -- lebih ke ambivert sebenarnya), s

Jangan takut, percaya saja.. :D

Kisah seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus.. dia datang kepada Yesus dan meminta Yesus untuk menyembukan anaknya yang sedang kritis (hampir mati).. Yesus menerima permintaan Yairus, dan mereka pun berangkat... tapi, di perjalanan, ada banyak halangan ternyata yang menyebabkan mereka tidak sampai dengan cepat di rumah Yairus.... PERTAMA.. dalam perjalanan ini, Yesus diikuti oleh orang banyak. orang banyak itu berbondong - bondong dan berdesak-desakan, dan yang pasti itu akan menghalangi jalan mereka untuk bisa cepat sampai di rumah Yairus.. KEDUA... dalam perjalanan itu, seorang perempuan yang mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun, memberanikan diri menyentuh jubah Yesus dan berharap dapat sembuh dari penyakitnya itu.. dan ajaib benar bahwa dia sembuh seketika... :-D tapi ceritanya tidak berhenti di situ... Yesus yang dijamah jubahNYA, merasakan ada kuasa keluar dari diriNYA dan Yesus berhenti lalu melihat sekelilingnya untuk mencari orang yang menyentuh jubahNYA.. pere