Langsung ke konten utama

FINAL PAPER


Ekawaty Rante Liling. (12120080016). HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA. Skripsi. Sarjana Strata 1. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan Surabaya (2012)

ABSTRAK
Prokrastinasi merupakan perilaku yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan prokrastinasi pada mahasiswa tingkat akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah 62 mahasiswa Universitas Pelita Harapan Surabaya yang sedang mengerjakan tugas akhir. Kecerdasan spiritual diukur dengan menggunakan skala kecerdasan spiritual berdasarkan teori Zohar dan Marshall, dan prokrastinasi diukur menggunakan skala prokrastinasi yang diadaptasi dari Tuckman Procrastination Scale (TPS). Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecerdasan spiritual dengan prokrastinasi pada subjek penelitian (r = -0,307, p = 0,008, p < 0,01). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kecerdasan spiritual mahasiswa, makin rendah prokrastinasinya, sebaliknya jika prokrastinasi makin tinggi maka kecerdasan spiritual makin rendah. Kecerdasan spiritual akan menuntun seseorang untuk memutuskan tindakan yang tepat dan memikirkan dampak yang akan ditimbulkan oleh tindakannya. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan cenderung menghindari prokrastinasi karena akan menyebabkan kerugian bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Kata kunci: kecerdasan spiritual, prokrastinasi, tugas akhir




Ekawaty Rante Liling. (12120080016). THE RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND PROCRASTINATION ON GRADUATE STUDENTS OF UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA. Final Paper. Bachelor Degree. Surabaya: Faculty of Psychology Universitas Pelita Harapan Surabaya (2012)
ABSTRACT
Procrastination is behavior that is detrimental to oneself and others. This study aims to determine whether there is a relationship between spiritual intelligence and the procrastination behavior of students who are doing the final paper. Subjects in this study are 62 students who are doing the final paper at the Universitas Pelita Harapan Surabaya. Spiritual intelligence is measured using a scale based on the theory of spiritual intelligence by Zohar and Marshall, and procrastination behavior was measured using a scale adapted from the Tuckman procrastination Scale (TPS). The result of correlation test shows that there a significant negative correlation between spiritual intelligence and procrastination (r = -0.307, p = 0.008, p <0.01). This means that the higher the spiritual intelligence, the lower the procrastination behavior, and vice versa. Spiritual intelligence would lead someone to decide on appropriate actions and think about the consequences of his actions. Therefore, students who have high spiritual intelligence would tend to avoid procrastination behavior because such behavior is destructive behavior.
Keywords: spiritual intelligence, procrastination, final paper

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kok Masih Single?

Dari skala 0-10, seberapa greget  kamu dengan pertanyaan ini? (0 sangat tidak greget , 10 sangat amat greget ) :D sila dijawab sendiri .. ๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜… Photo by Alex Blฤƒjan on Unsplash Yup, pertanyaan ini merupakan salah satu pertanyaan yang umumnya bikin greget hingga greget bingizt,  dihindari, dan atau dikategorikan sebagai pertanyaan yang sensitif. Sebagian besar orang beranggapan bahwa status dalam berelasi merupakan ranah pribadi bagi mereka, sehingga tampak kurang sopan jika mencoba membahas hal tersebut. Karena itu, menanggapi pertanyaan ini juga muncul beragam respons yang menurut hemat saya, kadang kala bukan untuk menjawab pertanyaannya, tetapi lebih kepada “menghindar” a.k.a ngeles. Namun, tujuannya bisa dipahami juga sih, yaitu supaya tidak dibahas lebih lanjut, dan mungkin ada juga yang ingin memberikan “efek jerah” kepada orang-orang yang menanyakan hal tersebut. Well , apapun motif di balik respons yang diberikan, bukan itu yang ingin saya bahas. saya juga tidak sedang ingin men

Menggandeng Rasa Takut!

Photo by  Thought Catalog  on  Unsplash      Sejak pandemi Covid-19, saat semua orang diwajibkan untuk #dirumahaja (meskipun ada juga yang tidak bisa melakukannya karena situasi dan kondisi hidup yang tidak mudah), saya begitu terkesima menyaksikan banyak sekali teman yang menghasilkan konten kreatif dan menarik di lini massa, baik itu YouTube, Instagram, podcast, dll. Webinar dan pertemuan-pertemuan online juga bak jamur pohon sehabis musim hujan, lumayan banyak bermunculan :D Oh ya, awalnya saya juga berpikir, bagaimana saya bisa contribute something di masa-masa pandemi ini ya.. sebenarnya waktu itu ada beberapa ide yang muncul, tapi karena kuliah masih berjalan dan tugas kuliah lumayan banyak juga, akhirnya niat tinggallah niat :)      Terus, sekarang sedang jeda sebelum masuk semester baru ka.. niatnya gak dilaksanakan? Nah.. itu dia masalahnya.. tapi sekaligus menjadi hal yang ku syukuri. Kok bisa? Ok.. jadi sebagai seorang introvert (tapi gaul -- lebih ke ambivert sebenarnya), s

Jangan takut, percaya saja.. :D

Kisah seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus.. dia datang kepada Yesus dan meminta Yesus untuk menyembukan anaknya yang sedang kritis (hampir mati).. Yesus menerima permintaan Yairus, dan mereka pun berangkat... tapi, di perjalanan, ada banyak halangan ternyata yang menyebabkan mereka tidak sampai dengan cepat di rumah Yairus.... PERTAMA.. dalam perjalanan ini, Yesus diikuti oleh orang banyak. orang banyak itu berbondong - bondong dan berdesak-desakan, dan yang pasti itu akan menghalangi jalan mereka untuk bisa cepat sampai di rumah Yairus.. KEDUA... dalam perjalanan itu, seorang perempuan yang mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun, memberanikan diri menyentuh jubah Yesus dan berharap dapat sembuh dari penyakitnya itu.. dan ajaib benar bahwa dia sembuh seketika... :-D tapi ceritanya tidak berhenti di situ... Yesus yang dijamah jubahNYA, merasakan ada kuasa keluar dari diriNYA dan Yesus berhenti lalu melihat sekelilingnya untuk mencari orang yang menyentuh jubahNYA.. pere