Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Usaha Manusia VS Anugerah Ilahi!

Jargon “Utamakan Keselamatan” kerap kita jumpai di jalan-jalan, yang merupakan peringatan bagi para pengemudi atau pengguna jalan untuk berhati-hati saat berkendara. Tidak hanya di jalanan, dalam pekerjaan pun biasa ada peringatan untuk menjaga keselamatan kerja dan ada prosedur-prosedur yang harus dilewati demi menciptakan suasana kerja yang minim kecelakaan. Ketika kita bepergian menggunakan pesawat terbang, para awak kabin juga akan memperagakan penggunaan sabuk pengaman sebagai bagian dari prosedur untuk menjaga keselamatan penumpang. Akan tetapi, tidak ada jaminan yang pasti bahwa menjaga dan mengupayakan keselamatan itu membuat hidup kita sepenuhnya terhindar dari kecelakaan atau bahaya. Meskipun demikian, manusia tetap berupaya untuk memperhatikan keselamatannya. Singkatnya, keselamatan itu penting sehingga manusia berupaya sedapat mungkin untuk memperolehnya. Namun timbul pertanyaan: apakah keselamatan itu sehingga menjadi hal yang penting? Apakah keselamatan hanya berkaitan

"Sokinairramama"

Pada pertemuan pertama kelas Psikologi umum yang saya ikuti beberapa tahun lalu, dosen kami memberikan sebuah singkatan yang cukup aneh, namun masih teringat sampai sekarang. Ya, itu adalah “sokinairramama” yang merupakan singkatan dari sombong, kikir, nafsu, iri hati, rakus, malas, dan marah. Menurut beliau, ini adalah tujuh dosa yang harus dihindari jika ingin hidup bahagia dan mencapai kesuksesan. Beberapa tahun setelah mengikuti kelas tersebut, saya membaca sebuah buku berjudul “Bebas dari 7 dosa maut” yang ditulis oleh Billy Graham, yang juga menyebutkan tujuh dosa maut. Dalam buku tersebut, Graham membahas tujuh dosa maut berdasarkan pembagian Paus Gregorius Agung yaitu kecongkakan, amarah, cemburu, percabulan, menjadi hamba perut (makan berlebih-lebihan, kelahapan), kemalasan, dan keserakahan. Sekalipun dosa-dosa ini tidak disebutkan sekaligus dalam satu nas Alkitab, tetapi ketujuh dosa ini dikecam keras pada banyak bagian di dalam Alkitab. Pembagian ketujuh dosa ini menginga

Si Kecil di Mata Allah yang Maha Besar.

Suatu hari, dalam kapel pagi di kampus, Liturgos membuka ibadah pagi dengan meminta kami yang hadir untuk menutup mata dan membayangkan suasana di Aula. Selanjutnya, kami diminta untuk membayangkan diri berada di lantai tertinggi di kampus dan mengamati orang-orang yang ada di Aula meskipun mulai kurang nampak. Semakin lama, Liturgos meminta kami untuk membayangkan posisi yang semakin tinggi dan makin jauh dari Aula, bahkan membayangkan hingga seolah-olah kami sedang berada di luar angkasa. Kemudian Liturgos mengakhiri aktivitas ini dengan menyatakan bahwa kita tentu tidak bisa lagi melihat orang-orang yang ada di Aula karena sudah terlalu jauh, bahkan bumi yang besar ini pun hanya akan terlihat seperti titik yang kecil dari luar angkasa. Anehnya, kita yang kecil dan bahkan tak kelihatan di semesta ini, sungguh dicintai dan dikasihi oleh Allah yang Maha Besar. Aktivitas dalam kapel tersebut mencoba untuk menghadirkan kesadaran di dalam diri kami yang hadir pada saat itu, akan