Langsung ke konten utama

Pesan Semesta: Jaga Dirimu!

    

Google Doc.

    Dalam kasus pelecehan seksual, wanita sebagai korban (paling sering jadi korban) kerap kali disudutkan dengan anggapan bahwa kesalahan ada pada mereka sebab menggunakan baju yang ketat dan tipis/mini. Tapi sebuah penelitian dari koalisi beberapa LSM pada akhir 2018 melansir hasil yang berbeda dalam laman BBC Indonesia (https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49014401). Temuan mereka menyatakan bahwa 18% korban adalah mereka yang menggunakan Rok dan Celana panjang, bahkan 17% yang menggunakan hijab juga jadi korban. Artinya, masalah utama bukan pada pakaian. 

    Lalu ada yang berpendapat bahwa yang salah adalah “otak” atau “pikiran” dari si pelaku (kebanyakan pria), yang memang sudah kotor karena sudah kecanduan pornografi juga.. well, saya setuju dengan pendapat tersebut.. Pornografi memang bisa merusak fungsi otak karena menyebabkan produksi dopamine dan endorphin (untuk merangsang rasa senang dan perasaan relax) yang berlebihan dan berakibat pada terganggunya neurotransmitter di dalam otak. Jika terus menerus dilakukan, maka akan menyebabkan penyusutan otak dan tentu saja merusak kinerjanya.

Google Doc.

    Tapi menurutku, ada juga faktor lain selain otak dari pelaku yang sudah “gesrek” (more than “geser” :D). Salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang menjadi pelaku pelecehan seksual adalah karena pelaku pernah menjadi korban pelecehan seksual dan tidak berdaya saat menjadi korban, serta tidak mendapatkan pendampingan dan pemulihan dari pengalaman tersebut. Akhirnya menyisakan trauma yang dalam dan di kemudian hari “melampiaskan” pada korbannya. Di samping itu, bisa jadi lingkungan pergaulan atau di mana pelaku menghabiskan kesehariannya, memang tidak mengajarkan etika dan moral tentang bagaimana menghargai sesama, dalam hal ini termasuk menghargai dan memperlakukan perempuan dengan benar. 

    Kemungkinan lainnya, lingkungan atau keluarga (khususnya ortu) yang tidak terbuka untuk membicarakan mengenai hal2 yang berkaitan dengan sexualitas (dianggap tabuh), sehingga dia dapat pengetahuan yang keliru dan tidak utuh. Masalah karakter juga dapat berpengaruh, yakni jika pelaku memiliki karakter yang buruk, misalnya tidak bisa mengontrol diri atau mengendalikan diri. Dia merasa bahwa setiap keinginannya harus segera dipenuhi atau dilaksanakan. Kalau untuk hal positif, ini baik tapi dalam hal "nafsu" atau "hasrat seksual", ya tentu ini gak baik

    Kira-kira faktor-faktor inilah yang bisa juga menyebabkan seseorang menjadi pelaku pelecehan sexual, termasuk pemerkosaan. Kalau ada banyak faktor, gimana nih pencegahan atau penanganannya? Sejujurnya, saya bukan pakar dalam bidang ini :D tapi mencoba untuk memberikan usulan baik bagi pria (yang paling sering jadi pelaku pelecehan seksual), maupun wanita (yang sering jadi korban), kita bisa sedikit menangani kasus ini dengan “memulai dari diri sendiri” dan “menjaga diri sendiri”.

Photo by Clark Tibbs on Unsplash

    So, ini pesan saya untuk teman-teman pria .. please, sebelum terlambat, kasih makan yang benar dan sehat untuk otakmu! Kenapa? Karena konten-konten pornografi hanya akan merusak sistem di otakmu dan lambat laun akan membuatmu tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Termasuk dalam pengambilan keputusan (ini berlaku juga sih untuk teman-teman wanita yang kecanduan pornografi)

    O ya.. hargai perempuan -- ingat ibumu dan saudaramu perempuan! Coba bayangin kalau mereka yang jadi korban, terima gak? Please, mikir sebelum bertindak! kamu gak akan puas hanya dengan sekali melakukannya, dan akibatnya juga bukan cuma kamu merusak atau menodai wanita yang jadi korbanmu, tapi bisa saja dirimu tertular penyakit kelamin dari wanita itu (who knows!) 

    Jadi, latih dirimu dan kembangkan sikap kontrol diri.. gak semua hal yang menyenangkanmu dan membuatmu merasa puas, itu harus kau lakukan sekarang juga. Kalau bisa menahan diri hingga pernikahan, malah akan lebih membahagiakan.. Selain itu, ada banyak talenta-talenta baik yang Tuhan titipkan padamu sehingga akan lebih baik jika fokus mengembangkan talenta itu. Lalu, jangan sungkan cari pertolongan kalau emang mengalami masalah dalam hal yang berkaitan dengan sexualitas, termasuk pornografi. 

    Tekad yang kuat itu harus dari dirimu sendiri, tetapi jangan merasa diri kuat. Godaan ada dimana-mana, mengintaimu seperti singa yang sedang meraung-raung mencari mangsa. Jadi sebelum diterkam lagi, please cari pertolongan dari orang yang tepat. Ini juga bagian dari caramu untuk mengasihi dirimu sendiri dan mengasihi wanita yang menjadi pasangan hidupmu.

 

    Bagi sesamaku wanita, ini yang mau kukatakan.. Kita sebagai wanita, tentu ingin diperlakukan dengan bermartabat, dijaga, dan gak dirusak oleh pria. Tapi kita sendiri juga punya tanggung jawab atas diri kita, sehingga penting untuk menjaga, menghargai dan mengasihi diri kita sendiri -- salah satunya yang saya lakukan ya menjaga cara saya berpakaian yang sepantasnya dan sewajarnya saja (kalau terlalu tipis, saya takut masuk angin juga.. hehe..), dan mendandani diri juga sepantasnya. 

    Kaku banget? ya gak juga.. kita bisa dan perlu banget tahu di situasi dan lingkungan mana kita berada lalu menyesuaikan diri dan cara berpakaian. Dengan berpakaian yang pantas (gak memperlihatkan atau terlalu menonjolkan bagian2 tubuh tertentu yang memang harusnya ditutupi), kita juga sebenarnya menolong teman-teman kita yang pria untuk tidak mudah jatuh dalam dosa. setidaknya, mencegah mereka untuk langsung memiliki fantasi yang kotor. Lagi pula, pakaian yang tidak terlalu terbuka, tidak mengurangi kecantikan kita sebagai wanita. 

    Lalu, kalau sudah punya pacar, kita perlu menegaskan hak atas diri yang tidak boleh dilanggar olehnya. Jadi, bergaul juga ya perlu hati2 dan membuat batasan yang jelas dalam sebuah relasi itu juga penting. Jangan takut juga untuk speak up dan mencari pertolongan jika menerima pelecehan seksual dari siapapun. Perlengkapi diri dengan pengetahuan seputar pelecehan seksual sehingga punya dasar yang tepat untuk memberikan laporan dan atau menghadapi pelakunya.. Ingat, Kita bertanggung jawab untuk menjaga tubuh kita sendiri. So, love yourself!

Photo by Tyler Nix on Unsplash
 

    Nah, baik pria maupun wanita, kita perlu banget mengingat dan menjangkarkan identitas kita sebagai pribadi yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, dan mengingat fakta bahwa kita adalah pribadi yang dikasihi-Nya. Jadi kita pun harus mengasihi dan menjaga diri kita dengan tidak melakukan tindakan yang merusak diri dan membawa kita jatuh ke dalam dosa, lalu kita perlu mengupayakan hal-hal yang membangun hidup orang lain, bukannya malah merusak orang-orang di sekitar kita. Dengan begitu, kita dapat hidup memuliakan Tuhan dan menyatakan kasih-Nya bagi orang-orang di sekitar kita.

Kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri! (Matius 22:39)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kok Masih Single?

Dari skala 0-10, seberapa greget  kamu dengan pertanyaan ini? (0 sangat tidak greget , 10 sangat amat greget ) :D sila dijawab sendiri .. 😉😅 Photo by Alex Blăjan on Unsplash Yup, pertanyaan ini merupakan salah satu pertanyaan yang umumnya bikin greget hingga greget bingizt,  dihindari, dan atau dikategorikan sebagai pertanyaan yang sensitif. Sebagian besar orang beranggapan bahwa status dalam berelasi merupakan ranah pribadi bagi mereka, sehingga tampak kurang sopan jika mencoba membahas hal tersebut. Karena itu, menanggapi pertanyaan ini juga muncul beragam respons yang menurut hemat saya, kadang kala bukan untuk menjawab pertanyaannya, tetapi lebih kepada “menghindar” a.k.a ngeles. Namun, tujuannya bisa dipahami juga sih, yaitu supaya tidak dibahas lebih lanjut, dan mungkin ada juga yang ingin memberikan “efek jerah” kepada orang-orang yang menanyakan hal tersebut. Well , apapun motif di balik respons yang diberikan, bukan itu yang ingin saya bahas. saya juga tidak sedang ingin men

Menggandeng Rasa Takut!

Photo by  Thought Catalog  on  Unsplash      Sejak pandemi Covid-19, saat semua orang diwajibkan untuk #dirumahaja (meskipun ada juga yang tidak bisa melakukannya karena situasi dan kondisi hidup yang tidak mudah), saya begitu terkesima menyaksikan banyak sekali teman yang menghasilkan konten kreatif dan menarik di lini massa, baik itu YouTube, Instagram, podcast, dll. Webinar dan pertemuan-pertemuan online juga bak jamur pohon sehabis musim hujan, lumayan banyak bermunculan :D Oh ya, awalnya saya juga berpikir, bagaimana saya bisa contribute something di masa-masa pandemi ini ya.. sebenarnya waktu itu ada beberapa ide yang muncul, tapi karena kuliah masih berjalan dan tugas kuliah lumayan banyak juga, akhirnya niat tinggallah niat :)      Terus, sekarang sedang jeda sebelum masuk semester baru ka.. niatnya gak dilaksanakan? Nah.. itu dia masalahnya.. tapi sekaligus menjadi hal yang ku syukuri. Kok bisa? Ok.. jadi sebagai seorang introvert (tapi gaul -- lebih ke ambivert sebenarnya), s

Jangan takut, percaya saja.. :D

Kisah seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus.. dia datang kepada Yesus dan meminta Yesus untuk menyembukan anaknya yang sedang kritis (hampir mati).. Yesus menerima permintaan Yairus, dan mereka pun berangkat... tapi, di perjalanan, ada banyak halangan ternyata yang menyebabkan mereka tidak sampai dengan cepat di rumah Yairus.... PERTAMA.. dalam perjalanan ini, Yesus diikuti oleh orang banyak. orang banyak itu berbondong - bondong dan berdesak-desakan, dan yang pasti itu akan menghalangi jalan mereka untuk bisa cepat sampai di rumah Yairus.. KEDUA... dalam perjalanan itu, seorang perempuan yang mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun, memberanikan diri menyentuh jubah Yesus dan berharap dapat sembuh dari penyakitnya itu.. dan ajaib benar bahwa dia sembuh seketika... :-D tapi ceritanya tidak berhenti di situ... Yesus yang dijamah jubahNYA, merasakan ada kuasa keluar dari diriNYA dan Yesus berhenti lalu melihat sekelilingnya untuk mencari orang yang menyentuh jubahNYA.. pere